Kamis, 28 Januari 2010

ACARA III

FAKTOR LINGKUNGAN TANAMAN


Nama : Daru Tiyas Tireni

NIM : C 0803009

Rombongan : A

Asisten : 1. Umi A

2. Melly

Tanggal Praktikum : 4 Desember 2009

POLITEKNIK BANJARNEGARA

PROGRAM STUDI DIII AGROTEKNOLOGI

BANJARNEGARA

2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan atau lingkungan tumbuh ( environment ) berasal dari kata environner dari Perancis yang berarti mengelilingi. Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai himpunan semua kondisi dan unsur baik unsur biotik maupun abiotik yang mengelilingi kehidupan suatu organisme atau makhluk hidup.

Lingkungan hidup yang dimaksud terdiri atas lingkungan fisik ( abiotik ) dan lingkungan biotik atau yang disebut dengan lingkungan hayati. Lingkungan abiotik melingkupi tanah, air, udara dan unsur iklim seperti temperatur atau suhu, intensitas cahaya matahri, kelembaban udara, hujan, gerakan udara dan sebagainya. Sementara lingkungan biotik meliputi seluruh makhluk hidup yang ada baik yang bersifat menguntungkan maupun yang sebaliknya atau dengan kata lain organisme yang merugikan organisme lain.

Perkembangan dan pertumbuhan tanaman sebagai salah satu organisme, secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi lingkungan disekelilingnya. Apabila kondisi lingkungan mendukung seperti tersedianya materi dan energi yang dibutuhkan, maka tanaman tersebut akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebaliknya apabila kondisi lingkungan hidup tidak mendukung atau kurang menguntungkan maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terhambat atau bahkan akan mati. Oleh karena itu daya dukung lingkungan sangat penting dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup suatu organisme.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan mengenai faktor lingkungan tanamn antara lain:

1. Agar mahasiswa dapat mempelajari perbedaan pertumbuhan tanaman yang ditanam pada lingkungan yang berbeda yaitu dirumah kaca dan ditempat terbuka,

2. Menambah wawasan mahasiswa tentang faktor lingkungan selain mempelajari perbedaan pertumbuhan tanaman yang ditanamn ditempat tertutup dan terbuka.


BAB II

BAHAN DAN ALAT

1. Bahan yang digunakan untuk praktikum faktor lingkungan tanaman yaitu

a. Benih Jagung

b. Benih Kedelai

2. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum adalah

a. Rumah Kaca

b. Polibag berisi tanah

c. Embrat

d. Penggaris

e. Alat tulis

f. Neraca Analitik untuk penimbangan bobot basah dan bobot kering

g. Oven


BAB III

PROSEDUR KERJA

Dalam melakukan praktikum faktor lingkungan tanaman dilakukan prosedur kerja sebagai berikut :

1. Disediakan 16 buah polibag ( 8 jagung dan 8 kedelai ) untuk 2 seri percobaan. Kemudian polibag diisi dengan tanah hingga ¾ polibag

2. Ditanam benih jagung dan kedelai kedalam polibag tersebut, setiap seri percobaan diisi dengan benih jagung dan kedelai masing – masing sebanyak 2, 4 , 6, 8 benih perpolibag ( setiap seri 4 polibag jagung dan 4 polibag kedelai.)

3. Setiap seri percobaan diletakkan di tempat yang berbeda. Seri pertama diletakkan di dalam rumah kaca dan seri kedua diletakkan di tempat terbuka ( di luar rumah kaca )

4. Polibag yang ada di dalam rumah kaca disiram dengan air secukupnya, sedangkan yang di luar rumah kaca dibiarkan tumbuh secara alami atau tidak disiram sama sekali

5. Setelah itu dilakukan pengamatan tinggi batang setiap 3 hari sekali sampai tanaman berumur 2 minggu

6. Tanaman yang sudah berumur 2 minggu dicabut dan dibersihkan akarnya lalu diamati bobot keringnya dengan cara dioven dan setelah dioven ditimbang dengan timbangan analitik. Tapi sebelum dioven ditimbang dahulu bobot basahnya sebagai perbandingan.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

TABEL ACARA III

Label 1. Pengamatan Tinggi Tanaman ( didalam ruangan )

Tanaman

Rerata Tinggi Tanaman (cm)

X

Pengamatan ke-

I

II

III

IV

Jagung

2

2,20

8,15

22,75

25,00

14,52

4

2,17

8,25

20,60

13,50

13,63

6

3,68

10,00

22,20

22,00

14,47

8

2,30

7,90

17,18

17,00

11,09

Kedelai

2

4,00

8,00

17,21

19,00

12,05

4

2,25

3,83

15,75

19,50

10,33

6

2,66

6,83

14,32

15,20

9,75

8

1,87

6,30

17,85

15,00

10,25

TABEL ACARA III

Label 2. Pengamatan Tinggi Tanaman ( diluar ruangan )

Tanaman

Rerata Tinggi Tanaman (cm)

X

Pengamatan ke-

I

II

III

IV

Jagung

2

1,00

0,00

0,00

0,00

0,50

4

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

6

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

8

3,56

0,00

21,10

0,00

12,33

Kedelai

2

3,20

0,00

14,00

0,00

8,60

4

2,20

0,00

13,50

0,00

7,80

6

4,63

0,00

11,90

0,00

8,26

8

4,65

0,00

17,00

0,00

10,82


BAB V

PEMBAHASAN

Dari data di atas dapat diperoleh grafik sebagai berikut :



Dilihat dari tabel di atas bahwa tidak semua tanaman dapat tumbuh dengan baik.Karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi tumbuh kembang suatu tanaman. Begitu juga dengan proses perkecambahan, sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama faktor abiotik salah satunya air dan suhu. Kedua hal tersebut sangat mempengaruhi cepat lambatnya perkecambahan benih dan juga tumbuh kembang tanaman.

Dimana dapat dilihat pada tabel dan grafik bahwa rata – rata tinggi tanaman yang ada tidak seimbang pertumbuhannya. Hal itu disebabkan karena tanaman yang ada di dalam rumah kaca sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Yaitu apabila siang hari suhu di dalam rumah kaca sangat tinggi dan di malam hari suhu turun secara drastis. Peristiwa seperti itu membuat pada siang hari penguapan air pada tanaman begitu cepat sedangkan penyerapan air di malam hari terlalu lambat, sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam siklus penyaluran unsur hara bagi tanaman yang ada. Dan ini menjadikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat.

Untuk tanaman yang ada di luar ruangan sebenarnya tumbuh dengan baik tetapi karena ada faktor lain yang disebabkan karena hewan dan manusia yang tidak sengaja merusak tanaman yang sedang berkecambah sehingga ada beberapa tanaman yang perkecambahannya terhambat dan terlambat dan ada juga yang cepat.

Ada suatu hal yaitu ketika benih sedang berkecambah, secara tidak sengaja ada yang merobohkan polibag yang berisi benih tersebut. Sehingga tanah dan benih yang ada di dalam polibag tumpah dan berserakan. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya hambatan dalam pertumbuhan tanaman yang ada.

Pada tanaman dirumah kaca sebenarnya intensitas cahaya mataharinya cukup hanya saja temperaturnya tidak teratur. Sedangkan yang di luar ruangan intensitas cahaya matahari kurang karena peletakan tanaman berada dibalik tembok sehingga sinar matahari yang terpancar menjadi kurang maksimal.

Pernah dihitung pH tanah di sekitar lahan percobaan dimana pada lahan tersebut tanahnya digunakan untuk praktikum ini bahwa kemasaman tanah yang digunakan cenderung netral. Dan pH tanah yang netral biasanya baik untuk penanaman.

Dengan diketahuinya bobot basah dan bobot kering yang tidak terlalu jauh perbandingannya maka dapat di ambil kesimpulan bahwa


BAB VI

SIMPULAN


DAFTAR PUSTAKA

Heddy, S., 2001. Ekofisiologi Tanaman. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=179 Diakses pada tanggal 28 Oktober 2009.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar